mulutmu harimaumu

jadi ini kejadian saat-saat sedang berada dibangku SMA, 12 IA4. ntah kenapa isi kelas ini layaknya sarang buronan. buronan yang selalu buat msalah dan jadi incaran. incaran guru BK. oke skip, kejadiannya saat mata pelajaran sejarah. ya jujur aja, ntah kenapa saya sangat tidak menyukai sejarah. padahal sejarah banyak mengajarkan saya banyak hal, sejarah pembuatan diri saya sendiri misalnya ~
tibalah saat Bpk.Sejarah tersayang memasuki ruang kelas dan tersenyum pada saya yang tepat duduk di hadapannya (bangku saya tepat berada dipaling depan). dengan wajah yang bersinar dan senyuman yang menawan, beliau sedikit membawa berita tidak menyenangkan.
"hari ini kelas akan dipegang oleh salah satu PPL yang berasal dari universitas bla.bla, semoga enjoy dan tetap semangat ya"
oke saya senyum kegirangan, untung-untung tampan bisa buat cuci otak. tibalah saat dia mulai menepakkan kakinya disarang buronan, satu-satu wajah kami dilihatnya dengan cara saksama dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. dengan badan yang jangkung, senyum yang tidak menawan dan sikap angkuh yang membuat saya dan sebangku saya (vhebry) agak gerah. iya gerah !!
bla.bla.bla, bicara mengenai hidupnya dan memperkenalkan diri. kemudian satu persatu dari kami diberikan satu pertanyaan yang sama "MENGAPA KALIAN PILIH JURUSAN IPA?", sebenarnya mendengar pertanyaan kayak gini udah biasa aja. yang buat ga nyantai itu, setelah pertanyaan itu... dia melontarkan sebuah kalimat yang mungkin bisa dibilang pelecehan moral, tapi engga juga sih. kalimatnya kira-kira begini "MENAGAPA KALIAN PILIH JURUSAN IPA? SAYA YAKIN, KALIAN PILIH JURUSAN IPA KARENA KALIAN GENGSI ATAU HANYA IKUT-IKUTAN SAJA. JANGAN MUNAFIK" duaaaaaaaaaaaaaaar ! rasanya mau meledak aja nih telinga.
satu persatu menjawab, tapi saya tidak mendengar jawaban yang sepaham dengan saya. mereka hanya menjawab apa adanya, biar ngga menyinggung perasaannya aja sih. tapi ngga buat saya, saya merasa jadi liar setelah mendengar hal-hal yang tidak sesuai.
dan tibalah pada giliran saya, giliran saya untuk bicara, bicara mengenai pendapat saya atas pertanyaan yang agak mengecewakan itu.
"sebelumnya, perkenalkan nama saya Annisa Siregar. sebenarnya alasan saya masuk IPA, karena saya sangat membenci sejarah. seandainya sejarah dihapuskan di sosial, saya akan pilih IPS kok. terimakasih"
oke, dengan senyum yang tak biasa. saya mulai merasa percaya diri dengan kalimat saya, dia seperti merasa bersalah atas ucapan yang pernah diucap. tapi ternyata saya salah kaprah ... dan terjadilah perdebatan yang luar biasa. *A untuk saya , V untuk vhebry (temen sebangku) , S untuk PPL*
S : manusia yang tidak pernah menghargai sejarah, dialah manusia yang tak pernah menghargai hidupnya.
A : kenapa gitu? saya masih saja menghargai hidup saya, saya juga menghargai sejarah yang ada. tapi saya tidak menyukai sejarah, itu aja.
S : apa yang bisa kalian banggakan dengan anak IPA? sementara Bpk. bla.bla yang dari jurusan IPA dan mampu menciptakan sebuah pesawat saja masih tidak mau mensejahterakan negaranya sendiri. malah lebih memilih hidup dinegara lain dan memajukan negara lain. apa itu yang harus dibanggakan?
*oke sejenak saya diam, saya ga tau mengenai sejarah Bpk. bla.bla yang menciptakan pesawat. ya Alhamdulillah temen sebangku ga oon-oon amat kayak saya, dia menjelaskan dengan baik*
V : anda salah, dia bukan tidak mau memajukan negara sendiri. tapi negara yang menolak hasil cipta dia. dia diragukan oleh negara sendiri, tapi sangat diberi peluang oleh negara orang.
A : anda sendiri mau pilih yang mana? menetap dinegara sendiri, dikenal orang sebatas media dan miskin atau pergi kenegara orang, dihargai, dibiayai, sejahtera dan maju? mana? tidak usah munafik, manusia butuh itu semua.
yeeeeeeeeeee, keadaan kelas mulai ramai dengan sahutan-sahutan yang ga jelas. semua berlomba memberi masukan. betapa hebatnya kelas ini. hebat membuat onar. dan ppl tadi? dia hanya bisa bilang "ssst...kondusif!" hahaha .... itu kegiatan bodoh menurutku.
lalu perdebatan ini berakhir dengan bunyinya suara bel panjang dan semua teriak PULAAAAAAANG !!
dalam teriakan itu, PPL hanya bisa bilang DIAM ! TENANG ! KONDUSIF ! dan karena tidak ada yang mendengar, ucapannya berakhir dengan kata SILAHKAN PULANG, SELMAT SIANG!
hahaha dia pasti akan merasa sangat gagal dalam mendidik kami.
ada pesan yang bisa dipetik dari sepenggal kisah ini
1. jangan terlalu membenarkan apa yang telah kamu pilih, setiap orang pasti punya pendapat bahkan pilihannya sendiri.
2. jangan terlalu munafik, duniawi ini takkan pernah lepas dari harta dan tahta.
3. lihat-lihat kondisi, kamu sedang bicara dengan siapa. kami ini hanya anak sekolahan yang masih labil dan sewaktu-waktu masih tak sanggup mengontrol diri apalagi emosi.
4. jaga sikap, kamu harus pintar jaga sikap sesuai dengan tempat kamu berdiri sekarang. kamu boleh anggap kita semua bocah, tapi kamu berdiri didepan kami sebagai seorang pendidik bukan sebagai pengkritik.
5. hargai ucapan orang, jangan sesukamu meski kamu lebih tua. mulutmu harimaumu, sewaktu waktu bisa mencengkram diri sendiri.

semangat ya yang lagi menempuh dunia pendidikan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar