Masa Itu
Beberapa
kali aku sempat bertemu hujan tanpa dirimu. Ku tepis semua titik-titik air yang
jatuh tepat diwajahku. Dingin itu membuatku lemah, sebisa mungkin aku tetap
menjadi hangat. Bisakah sekali saja hujan hadir diantara kita berdua? Sesekali aku
ingin kau menepis titik-titik air itu untukku.
Kemarin
kita tertawa, menertawakan hal-hal konyol yang pernah kau dan aku lakukan.
Hal-hal konyol saat aku dan kau belum bersama. Belum saling berbagi, belum
saling hanyut dalam rasa. Bagaimana kau melirikku saat aku tak memperdulikanmu,
bagaimana aku memalingkan wajahku saat aku dan kau saling menatap, bagaimana
kau coba untuk tetap bersikap biasa saat aku mulai tersenyum, bagaimana aku
mulai mencarimu saat kau hilang, bagaimana kau berusaha untuk memulai pembicaraan
saat aku terlihat acuh untukmu, bagaiamana aku menghindar untuk kau ajak bicara,
bagaimana aku dan kau mencoba untuk saling mengelak saat kita diledek bahwa
kita benar saling cinta. Itu sangat konyol bagiku.
Apa
kabar masa-masa itu? Ternyata masa itu sudah digantikan. Kini aku dan kau
seperti gula dengan air, larut dalam beberapa adukan. Tak dapat dipisah dan
terasa manis untuk dirasa. Tentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar