Teman (?)
Tempat baru ini serasa ancaman
bagiku. Demi sebuah cita-cita, aku rela berbagi waktu bahkan tempat untuk
cintaku. Menurut cerita banyak orang, jarak itu sesuatu yang paling tega
membuat segalanya menjadi loebih buruk. Tapi sebagian orang hanya anggap itu adalah
sebuh mitos dan aku belum terlalu paham untuk itu.
Tempat baru yang berarti, aku akan
memiliki segala hal yang baru. Terutama, teman. Mungkin untuk masalah satu ini
aku tidak perlu terlalu khawatir, karena aku sejenis manusia yang tak terlalu
memilih atau bahkan sudah menetapkan kriteria untuk calon teman. Mungkin itu
sebabnya, aku harus berada ditempat baru agar banyak orang ymerasakan indahnya
pernah mengenalku.
5 hari sudah aku tinggal disini,
ditempat yang dingin ini. Bogor. 5 hari
juga aku mulai merasa dekat dengan ketiga wanita cantik dengan kota kelahiran
yang berbeda. Dengan bentuk tubuh yang sangat sempurna, senyuman yang begitu
menawan dan rambut yang begitu terawat. Sungguh berbeda denganku.
Hari demi hari, sebuah perbincangan
mulai semakin dalam. Satu sama lain mulai menceritakan sesuatu yang bagi mereka
adalah sebuah rahasia pertemanan. Apapun, semua tertampung dalam 2telingaku.
Ketiga wanita ini ternyata tak seberuntung kelihatannya, mungkin mereka bahagia
dalam materi, tapi tidak untuk jiwanya.
Aku? Aku merasa cukup dengan
hidupku. Mungkin aku tak begitu berlimpah dalam hal materi, tapi aku tetap
merasa itu cukup. Mungkin itu sebabnya kami bertemu, Tuhan pasti punya rencana
baik untuk kami. Saling memperlihatkan, bahwa hidup memang harus selalu di
syukuri.
25 hari sudah kulewati. Cita-cita ku
harus segera ku gapai, karena aku tau cintaku sudah menanti sejak lama. Tapi
ini saatnya, melepas rindu yang berkepanjangan. Kekasihku mengunjungi aku saat
dia sedang dalam masa libur. Tentu aku bahagia.
Ku temui dia, ku peluk erat dan tak
ada yang berubah pada dirinya. Cinta sedang bersemi diantara kami. Segera ku
bawa dia berkeliling kota dan ku kenalkan pada teman-teman baruku.
Sayang, dia hanya bisa bersamaku
dalam waktu 18jam saja. Dia pulang bersama airmata dalam pelukan. “Kita pasti
akan segera bertemu lagi” dengan sebuah kecupan di dahiku. Lambaian tangan pun
tak henti hingga wajahnya tak lagi terlihat. Setidaknya aku sudah melepas rindu
itu.
Aku pulang dengan harapan agar dia
selamat sampai tujuannya. Aku pulang dan melihat ketiga temanku sedang tertawa
besar karena sedang mengolok-olok seseorang.
“gendut,
cupu dan freak!! Hahaha”
Ya
tentu, mereka sedang membicarakan kekasihku. Mentertawakan fisik kekasihku,
mentertawakan seseorang yang ku kagumi. Mereka tertawa terbahak-bahak. Mereka
temanku dan mereka cerita dibelakangku.
“ganteng
juga ngga, apa nya yang harus dibanggakan? Gendut, perutnya buncit. Tua!! Dia
picek apa gimana ya? Ngeliat apanya coba?”
Kali
ini aku yang tertawa, aku yang mentertawakan mereka. Mereka begitu lucu bagiku.
“aku
melihat sesuatu yang takkan pernah kalian lihat. Mungkin dari fisik dia tak
tampan, dia tak menarik. Bahkan dengan gumpalan yang ada diperutnya membuat dia
terlihat tua dan itu semua yang terlihat oleh kalian. Tapi apa kalian sudah
melihat kebaikan hatinya? Melihat tanggung jawabnya? Melihat ketulusannya?
Melihat keseriusannya? Melihat perhatiannya? Melihat bagaimana dia
memperlakukanku dengan begitu lembut? Itu yang takkan pernah kalian lihat dan
itu yang membuat aku begitu sangat bangga memiliki kekasih seperti dirinya. Dia
tak perlu ku ragukan lagi, dialah yang akan membawaku menjadi seseorang yang
lebih baik nantinya”
…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar